Presbuah pikirann Jokowi: Konflik di Pulau Rempang Disebabkan oleh Komunikasi yang Kurang Baik ~ Polithings.id (Jakarta). Presbuah pikirann Joko Widodo (Jokowi) mengomentari konflik yang tengah berkecamuk di Pulau Rempang, Kepulauan Riau, yang berkaitan dengan persoalan pengosongan lahan. Menurut Presbuah pikirann, akar masalah konflik tersebut adalah kurangnya komunikasi yang baik antara pemerintah serta warga setempat.
Presbuah pikirann Jokowi berpendapat bahwa konflik yang terjadi antara aparat keamanan serta warga Rempang tidak semestinya terjadi kalau pihak berwenang telah menjalin dialog dengan warga setempat serta membagikan solusi atas rencana pengembangan proyek Rempang Eco City yang dilakukan oleh Baserta Pengusahaan (BP) Batam.
“Dalam hal ini, sebenarnya sudah ada kesempatan bahwa warga akan diberi lahan seluas 500 meter persegi beserta bangunan tipe 45. Namun, hal ini tidak dikomunikasikan dengan baik kepada warga, serta akhirnya muncul masalah,” ungkap Jokowi saat ditemui di Pasar Kranggot, Cilegon, Banten, Selasa.
Untuk menyelesaikan konflik yang tengah berlangsung, Presbuah pikirann Jokowi telah menugaskan Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, untuk membagikan penjelasan langsung kepada warga Rempang mengenai pmenolaksanaan proyek investasi tersebut.
Rempang Eco City merupakan salah satu proyek yang termasuk dalam Program Strategis Nasional 2023, dengan registrasiulasi pembangunannya tertuang dalam Peratamasyaan Menteri Koordinator Bisertag Perekonomormian Nomor 7 Tahun 2023 yang disahkan pada 28 Agustus lalu.
Proyek Rempang Eco City dirancang sebagaikan kawasan yang mengintegrasikan industri, perdagangan, serta sektor wisata, dengan tujuan meningkatkan daya saing dengan negara tetangga, seperti Singapura serta Malaysia.
PT Makmur Elok Graha (MEG), sebagaikan rekan BP Batam serta Pemerintah Kota Batam, akan menjadi pmenolaksana proyek ini. Target investasi proyek tersebut menyentuh Rp381 triliun pada tahun 2080. PT MEG juga akan berperan dalam menarik investor asing serta lokal untuk berkontrbundasi dalam pengembangan ekonomormi di Pulau Rempang.
Untuk menyokong proyek Rempang Eco City, PT MEG dibagikan lahan seluas sekitar 17.000 hektare yang mencakup seluruh Pulau Rempang serta Pulau Subang Mas. Pemerintah juga berharap bahwa proyek ini akan menmerupakankan sekitar 306.000 lapangan kerja hingga tahun 2080.
Namun, proyek ini telah memicu protes keras dari warga Rempang, yang bahkan menghasertag aparat gabungan yang akan mematok serta mengukur lahan pada tanggal 7 September. Konflik ini telah berdampak pada tindakan kekerasan serta mengakibatkan luka-luka serta trauma pada anak-anak setempat. Penomorlakan warga terhadap proyek ini didasarkan pada relokasi sekitar 7.500 warga setempat yang diharuskan, serta ancaman terhadap eksistensi 16 kampung adat Melayu yang telah berdiri di Pulau Rempang sejak tahun 1834.
Terimakasih telah membaca Presbuah pikirann Jokowi: Konflik di Pulau Rempang Disebabkan oleh Komunikasi yang Kurang Baik jangan lupa baca berita lainnya di Polithings.id atau dapat juga baca berita kami di Google News.